Tak Hanya Indonesia, Berikut Kasus Peretasan Data Oleh Hacker dengan Kerugian Terbesar

BLORA.SUARAMERDEKA.COM - Belakangan ini Indonesia sedang diramaikan oleh sosok hacker bernama Bjorka.

Bjorka mengklaim telah membobol, menjual data pengguna, hingga mengumbar data pribadi milik pemerintah Indonesia.

Namun siapa sangka, Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang mengalami kejadian peretasan besar-besaran.

Baca Juga: Natasha Wilona Berikan Kejutan Ulang Tahun untuk Verrel Bramasta, Pertanda Ingin Balikan?

Negara seperti Amerika dan negara bagian Eropa lainnya juga pernah mengalami hal yang serupa, bahkan sampai mengalami kerugian finansial akibat kasus yang disebabkan oleh hacker ini.

Melansir dari akun Instagram @asumsico, berikut ini merupakan 4 kasus peretasan data dengan kerugian terbesar di dunia.

1. Yahoo
Pada tahun 2013 perusahaan pelayanan surat elektronik ini mengalami peretasan data yang mengakibatkan tercurinya 3 miliar data pengguna Yahoo.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Selasa 13 September 2022: Kesempatan untuk Menambah Penghasilan akan Datang

Akibat dari hal ini pihak Yahoo harus membayar kerugian sebesar 35 juta US dolar atau sekitar 518 miliar rupiah.

2. Facebook
Para peneliti menemukan banyak data pengguna Facebook yang diekspos secara publik di server komputasi cloud Amazon pada April 2019.

Alhasil Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission) menjatuhkan denda kepada Facebook sebesar 5 miliar US dolar atau sekitar 74 triliun rupiah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo Selasa 13 September 2022: Beberapa Berita Bagus Datang Kepadamu

3. Marriot
Salah satu hotel besar di Amerika Serikat, Marriot alami pencurian data pada tahun 2018. Perusahaan mengungkap seseorang telah membobol 500 juta data informasi tamu seperti nama, nomor paspor, hingga detail karti kredit.

Akibat hal tersebut, Marriot mendapatkan denda sebesar 124 juta US dolar atau sekitar 1,8 triliun rupiah karena dianggap gagal melindungi data pelanggan.