BLORA.SUARAMERDEKA.COM - Pandemi Covid 19 berdampak terhadap semua sektor.
Salahsatunya yakni sektor transportasi. Seperti halnya bus rapid trans (BRT) Semarang.
Hal itu diakui oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang Endro P Martanto.
Dijelaskan Endro, kerugian BRT Semarang selama oandemi mencapai Rp21 miliar.
“Lantaran tingkat okupasi penumpang menurun 60 persen selama pandemi Covid 19,” Endro beberapa waktu lalu.
Penurunan penumpang disebabkan adanya aturan protokol kesehatan mengenai pembatasan kapasitas pada setiap armada bus.
"Keterisian penumpang seluruh koridor di Semarang hanya 40 persen, misalnya semester I 2021 sampai semester II 2021 keterisian penumpangnya hanya 40 persen,” ujarnya.
Turun drastis karena aturan physical distancing, maka frekuensi perjalanan BRT dipangkas dari awalnya satu koridor melayani tujuh trip.
Baca Juga: Trending! Mahasiswi Cantik Bunuh Diri Usai Diperkosa Diduga Oknum Polri
Kinj dikurangi jadi empat trip.
Selain ada pembatasan protokol kesehatan, kondisi penumpang BRT berkurang dengan adanya aturan pembelajaran daring bagi para pelajar, perguruan tinggi, hingga karyawan swasta.
"Padahal okupasi penumpang banyak didominasi pelajar, mahasiswa sampai karyawan swasta,” terangnya.
Dishub mengakui selama tahun 2020 hingga 2021 menjadi momen terberat bagi transportasi BRT di Semarang.
Artikel Terkait
Tagar SAVENOVIAWIDYASARI Trending di Twitter, Mahasiswi yang Nekad Akhiri Hidup di depan Makam Sang Ayah
Trending! Mahasiswi Cantik Bunuh Diri Usai Diperkosa Diduga Oknum Polri
Viral, Warung Tengkleng di Solo Seharga Restoran Hotel Bintang Lima, Membuat Cemas PKL di Solo Baru