BLORA.SUARAMERDEKA.COM - Kenaikan suhu udara yang dirasakan akhir-akhir ini di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca.
Selain itu udara panas yang dirasakan akhir-akhir ini menurut Dwikorita juga disebabkan karena tingginya laju perubahan penggunaan lahan.
"Seluruh negara diharuskan membuat kebijakan dan aksi iklim untuk mencegah suhu bumi tidak melewati ambang batas 2 derajat celsius dan berupaya maksimal untuk tidak melewati ambang batas 1,5 derajat celcius dibandingkan masa pra-industri," kata Dwikorita.
Baca Juga: Vaksinasi ke 9 DPC Petanesia Blora Sasar Siswa Sekolah, Masyarakat Merespon Positif
"Ternyata memang ada korelasi khusus antara penutup lahan dengan kenaikan suhu," lanjutnya.
Menurut Dwikorita, tren peningkatan suhu udara juga terjadi di kota-kota besar lainnya.
"Maka tren tersebut harus direspon semua pihak karena bisa membawa dampak pada keberlangsungan hidup manusia. Khusus wilayah Yogyakarta, komponen ekologis di kawasan lindung Gunung Merapi harus menjadi perhatian serius, utamanya perubahan penutup lahan," kata.
Baca Juga: Ingin Melaksanakan Ibadah Umrah? Simak Persyaratan Terbaru Pemerintah Arab Saudi Berikut Ini
Ditegaskan Dwikorita, pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat harus melakukan upaya-upaya mitigasi sebagai bentuk tanggungjawab serta kepedulian terhadap kualitas lingkungan.
Artikel ini pernah dimuat di suaramerdeka.com dengan judul: Suhu Udara Jawa Tengah dan DIY Semakin Panas, Begini Penjelasan dari BMKG