Presiden Cina, Perancis, dan Jerman Membicarakan Perdamaian Antara Rusia dan Ukraina

- Kamis, 10 Maret 2022 | 08:10 WIB
Ilustrasi pemicu perang Rusia Ukraina (ThePixelman)
Ilustrasi pemicu perang Rusia Ukraina (ThePixelman)

BLORA.SUARAMERDEKA.COM - Presiden Cina Xi Jinping menyerukan "pengekangan maksimum" setelah Rusia menginvasi Ukraina dan mengatakan Beijing "Sedih melihat api perang dihidupkan kembali di Eropa".

Dilansir media aljazeera.com dan stasiun CCTV, Presiden Cina Xi berbicara pada pertemuan virtual dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Selasa 9 Maret 2022, mengatakan ketiga negara harus bersama-sama mendukung pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.

Presiden China Xi Jinping menggambarkan situasi di Ukraina sebagai "sangat mengkhawatirkan" dan mengatakan prioritas harus mencegahnya meningkat atau "berputar di luar kendali".

Xi juga mengatakan Prancis dan Jerman harus melakukan upaya untuk mengurangi efek negatif dari krisis, dan menyatakan keprihatinan.

Baca Juga: Benzema Cetak Hattrick, Real Madrid Menlenggang Mulus ke Perempat Final Liga Champions

Keprihatinan tersebut yaitu dampak sanksi terhadap stabilitas keuangan global, pasokan energi, transportasi dan rantai pasokan.

Seorang juru bicara pemerintah Jerman mengatakan "Kanselir Scholz, Presiden Macron, dan Presiden Xi sepakat untuk sepenuhnya mendukung semua negosiasi yang ditujukan untuk solusi diplomatik untuk konflik.”

Melalui seorang juru bicara Jerman juga turut menyampaikan bahwa tiga kepala negara dan pemerintah berbicara mendukung bantuan kemanusiaan dan akses ke daerah-daerah yang diperebutkan.

Nantinya juga akan menambahkan tiga menteri luar negeri mereka yang akan mengadakan konsultasi untuk mengoordinasikan upaya lebih lanjut untuk mengakhiri perang.

Baca Juga: Mengenal Sosok Barbie Hsu, Aktris Asal Taiwan yang Bakal Nikahi Mantan Pacar

Persahabatan China dengan Rusia diperkuat pada bulan lalu saat Presiden Vladimir Putin menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing

Di hari yang sama, negara-negara itu menyatakan kemitraan strategis "tanpa batas", yang kini menjadi canggung bagi China ketika perang di Ukraina meningkat.

Katrina Yu dari Al Jazeera yang melaporkan dari Beijing, mengatakan China berada di bawah tekanan yang meningkat untuk mengambil sikap dalam konflik Ukraina.

"Apa yang ingin dilihat China adalah akhir yang cepat untuk perang di Ukraina ini. Tetapi ketika keadaan meningkat, jelas Beijing berada di bawah tekanan yang meningkat untuk mengekspresikan pandangannya sebagai teman Rusia yang dikenal, serta terlihat memainkan semacam peran aktif," kata Yu.

Halaman:

Editor: Joko Susanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X