BLORA.SUARAMERDEKA.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Beijing untuk pembukaan Olimpiade Musim Dingin dan berbicara dengan pemimpin China, Xi Jinping, pada hari Jumat (4/2).
Pertemuan kedua pemimpin tersebut ingin memproyeksikan diri mereka sebagai penyeimbang bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Kunjungan pemimpin Rusia itu dilakukan di tengah meningkatnya dukungan China untuk Moskow dalam perselisihannya dengan Ukraina yang mengancam akan pecah menjadi konflik bersenjata.
Kehadiran Putin menjadikannya tamu paling terkenal di acara tersebut menyusul keputusan AS, Inggris, dan lainnya untuk tidak mengirim pejabat sebagai protes atas pelanggaran hak asasi manusia China dan perlakuannya terhadap Uyghur dan minoritas Muslim lainnya.
Baca Juga: Link Dowonload MP3 dan Lirik Lagu Terbaru Selfi Yamma Berjudul Kurindu Ayah
Kedatangan Putin dari Moskow pada Jumat sore dikonfirmasi oleh kantor berita negara Rusia RIA.
Kedua pemimpin akan mengadakan pembicaraan kemudian makan siang pribadi bersama.
Diskusi tersebut menandai pertemuan langsung pertama mereka sejak 2019 dan terjadi ketika China dan Rusia semakin menyelaraskan kebijakan luar negeri mereka secara bilateral dan di badan-badan dunia seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang bertentangan dengan blok yang dipimpin Amerika Serikat.
Para pemimpin lima negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah, yang memiliki hubungan dekat dengan Rusia dan China, semuanya mengikuti jejak Putin dan hadir, bersama dengan negara-negara lain yang memiliki kepentingan politik dan ekonomi dengan Beijing.
Baca Juga: Prediksi dan Susunan Pemain FA Cup MU vs Middlesbrough Malam Nanti, Sabtu 5 Februari 2022
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, Direktur Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan Direktur Jenderal Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia, Daren Tang, termasuk di antara pejabat tinggi lainnya yang hadir.
Pembicaraan antara Putin dan Xi diharapkan untuk fokus pada koordinasi kebijakan luar negeri negara mereka.
Putin menulis dalam sebuah artikel yang diterbitkan Kamis oleh kantor berita China Xinhua bahwa Moskow dan Beijing memainkan "peran stabilisasi penting" dalam urusan global dan membantu membuat urusan internasional.
Presiden Rusia itu mengkritik upaya beberapa negara untuk mempolitisasi olahraga demi kepentingan ambisi mereka, sebuah referensi yang jelas untuk boikot diplomatik yang dipimpin AS.
Artikel Terkait
Jadwal, Doa, dan Niat Puasa Rajab 2022, Bisa Sekaligus Qhada Ramadhan
Kumpulan Link Twibbon Bulan Rajab 1443 H 2022, Terbaru dan Menarik Dibagikan ke Sosial Media
Begini Isi Ceramah Oki Setiana Dewi yang Dianggap Menormalkan KDRT