Sinopsis Film 'Sang Pencerah', Kisah Perjuangan KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhammdiyah yang Telan Biaya 12 Miliar

- Rabu, 17 November 2021 | 13:56 WIB
Sinopsis Sang Pencerah, Film Kisah Nyata Perjuangan KH. Ahmad Dahlan, Sosok Pendiri Muhammadiyah. (Tangkap layar YouTube.com/ppiansw)
Sinopsis Sang Pencerah, Film Kisah Nyata Perjuangan KH. Ahmad Dahlan, Sosok Pendiri Muhammadiyah. (Tangkap layar YouTube.com/ppiansw)

BLORA.SUARAMERDEKA.COM - Film Sang Pencerah merupakan film karya Hanung Bramantyo yang berangkat dari kisah sejarah perjuangan salah satu tokoh besar KH Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah.

Kisah ini diadopsi dan dikembangkan oleh Hanung Bramantyo menjadi skenario film yang selanjutnya diproduksi menjadi film yang berjudul 'Sang Pencerah'.

Film Sang Pencerah berdurasi 112 menit dan menghabiskan biaya 12 Miliar ini ditulis dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo.

Film ini diproduseri oleh Raam Punjabi di bawah naungan PT Multivision Plus (MVP)
dan mendapat dukungan penuh dari PP Muhammadiyah.

Baca Juga: Buruan Klaim! Kode Redeem Free Fire Terbaru, Rabu 17 November 2021

Pemain film ini diantaranya Lukman Sardi, Ihsan Taroreh, Slamet Rahardjo, Zazkia Adya Mecca, Yati Surachman, Pangki Suwito, Ikranegara, Sujewo Tejo, Ricky Perdana, Mario Irwansyah, Denis Adhiswara, Abdurrahman Afif, serta penampilan perdana dari Giring Nidji.

Syuting perdana Film Sang Pencerah dimulai tanggal 21 Mei 2010 sekaligus menandai rangkaian proses produksi film yang menjadi kado istemewa Milad ke-100 warga Muhammadiyah di seluruh Indonesia.

Film ini menjadikan sejarah sebagai pelajaran pada masa kini tentang
toleransi, koeksistensi (bekerjasama dengan yang berbeda keyakinan), kekerasan
berbalut agama, dan semangat perubahan yang kurang.

Sang Pencerah mengungkapkan sosok pahlawan nasional itu dari sisi yang tidak banyak diketahui publik.

Baca Juga: Kisah Hidup KH Admad Dahlan Pendiri Muhammadiyah, Putra Keempat dan Memiliki Nama Kecil Lain

Selain mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah, lelaki tegas pendirian itu juga dimunculkan sebagai pembaharu Islam di Indonesia.

Ia memperkenalkan wajah Islam yang modern, terbuka, serta rasional.

Versi novel kisah ini ditulis oleh wartawan-sastrawan Akmal Nasery Basral, dan mendapat predikat Fiksi Terbaik Islamic Book Fair Award 2011.

Tahun 1868 kauman merupakan kampong islami terbesar di Yogyakarta dengan masjid besar sebagai pusat kegiatan agama dipimpin seorang penghulu kamaludiningrat.

Halaman:

Editor: Eko Wahyu Budi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X